Select Language

~ [DR]~

Planet Baru Terdekat dengan Bumi Ditemukan

New York: Sebuah planet baru ditemukan tidak jauh dari bumi. Penemuan planet dalam sistem bintang terdekat dengan bumi telah mengguncang dunia astronomi. Media Russia Today mewartakan, Kamis (18/10), planet baru itu hanya 4,3 tahun cahaya dari Bumi. Ukuran planet yang dijuluki Alpha Centauri Bb itu mirip dengan bumi. Suhu permukaan diperkirakan mencapai 1.200 derajat Celsius. Orbit planet itu 25 kali lebih kecil daripada bumi, sehingga satu tahun di planet ini dilewati seperi 3,2 hari di Bumi. "Ini adalah penemuan penting karena planet itu massa yang sangat rendah. Bahkan, itu adalah tetangga terdekat kita," kata tephane Udry dan Xavier Dumusque, peneliti dari Jenewa, Swiss. Bintang Alpha Centauri B bahwa planet baru ditemukan redup dan lebih kuning dari matahari. Planet itu berada di sistem Alpha Centauri yang berisi tiga bintang. Penemuan planet itu juga telah memicu harapan untuk menyelidiki planet yang bisa dihuni manusia. (MEL)
 

Pesawat dengan Kecepatan 6 Kali Kecepatan Suara

Pesawat ini dirancang memiliki kecepatan hingga 3.600 mph.
Militer AS telah bekerja keras untuk menciptakan sebuah pesawat yang mampu terbang dengan kemampuan hipersonik. Pesawat ini diberi nama X-51A Waverider. Dalam uji coba pesawat ini dirancang bisa mencapai kecepatan hingga 3600 mph atau Mach 6 atau enam kali kecepatan suara. Kecepatan suara sama dengan 344m/detik atau 1238km/jam. Militer AS telah mengadakan uji coba pesawat X-51A pada bulan Agustus lalu, tetapi pesawat gagal dan terjun ke laut. Dalam uji terbang tersebut, pesawat ini hanya mampu mempertahankan penerbangannya selama 15 detik karena ada masalah dengan control salah satu sirip pesawat. Selama uji terbang pesawat ini mampu mencapai Mach 4,8 tetapi tidak dapat mengaktifkan mesin scramjet yang dirancang untuk mendorong pesawat mencapai kecepatan enam kali kecepatan suara. Tes pertama pesawat X-51A dilakukan pada tahun 2010, dan penerbangan berjalan sesuai dengan rencana. Pihak militer belum memutuskan kapan waktu yang tepat untuk uji terbang pesawat tersebut. Tetapi Manajer Program menginginkan musim semi atau musim panas mendatang. Penyelidikan terhadap kegagalan pesawat selama uji penerbangan pada bulan Agustus lalu karena "masalah getaran acak”. Demikian dikatakan Manajer Program Charlie Brink.
 

Pria Ini Baru Berhenti Fesbukan Setelah Ditampar

Los Angeles: Berselancar di jejaring sosial memang bikin ketagihan. Hal tersebut dirasakan dan disadari betul oleh seorang blogger asal Amerika Serikat, Maneesh Sethi. Bagi pria ini, bermain jejaring sosial adalah hal yang membuang waktu. Tapi, ia sendiri mengaku belum bisa lepas dari kebiasaannya menghabiskan waktu di jejaring sosial, seperti Facebook, YouTube dan Reddit. Maka dari itu, melalui sebuah iklan, Sethi belum lama ini menawarkan siapa saja yang mau membantunya untuk menghentikan dirinya bermain jejaring sosial. Tapi, cara untuk menghentikannya cukup konyol, yakni dengan menamparnya. Tawaran Sethi ini memang serius. Dia bahkan rela membayar US$ 8 (sekitar Rp 75 ribu) per jam bagi siapa pun yang mau duduk di sampingnya selama bekerja, dan menamparnya bila dia terlihat membuang-buang waktu di jejaring sosial. "Hey! Saya sedang mencari seseorang yang bisa bekerja di samping saya di lokasi yang ditentukan (rumah saya atau kafe) dan akan memastikan untuk menonton apa yang terjadi di layar saya." "Ketika saya membuang-buang waktu, Anda harus berteriak padaku atau jika perlu, menampar saya. Anda dapat melakukan pekerjaan Anda sendiri pada waktu yang sama. Kompensasi: US$ 8/jam, dan Anda dapat melakukan pekerjaan Anda sendiri dari komputer Anda pada waktu yang sama." Demikian isi iklan yang dipublikasikan Sethi. Iklan tersebut pun laris. Ada sekitar 20 orang yang menghubunginya dalam waktu 60 menit. Tapi, akhirnya, pria ini memilih seorang wanita bernama Kara, yang mau duduk di samping Sethi dengan waktu kerja selama tiga jam.
 

Patung Buddha Kuno Ini "dari Luar Angkasa"

— Seorang ilmuwan asal Jerman menemukan sebuah patung Buddha kuno yang asal-usulnya dari luar angkasa. Namun, jangan salah mengira dulu kalau itu patung buatan alien. Patung tersebut dibuat manusia di Bumi, hanya saja material yang digunakan dari bahan meteorit. Patung tersebut terbuat dari ataxite, jenis meteorit besi yang memiliki kandungan nikel tinggi. Sosok yang terpahat adalah Vaisravana, dewa yang dalam agama Buddha dipercaya sebagai Dewa Kekayaan dan Dewa Perang. "Patung ini dipahat menggunakan sebuah meteorit besi, dari fragmen meteorit Chinga yang menabrak daerah perbatasan antara Mongolia dan Siberia sekitar 15.000 tahun yang lalu," kata Elmar Buchner dari Stuttgart University, Jerman. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Meteoritics and Planetary Science, Buchner dan rekannya menuliskan analisis geokimia tentang "Buddha dari Luar Angkasa" yang jika dibaca mirip sekali dengan cerita dalam film Indiana Jones. Patung setinggi 9,5 inci tersebut ditemukan pada tahun 1938 pada sebuah ekspedisi yang mendapat dukungan dari Kepala SS, Heinrich Himmler, dan dipimpin oleh seorang ahli zoologi, Ernst Schafer, dalam rangka ekspedisi menjelajahi Tibet untuk mencari asal-usul atau akar dari bangsa Aria. Setelah tiba di Jerman, patung yang disebut juga sebagai "Iron Man" tersebut menjadi koleksi pribadi. Tidak sampai tahun 2009, para ilmuwan bisa mempelajari patung tersebut karena patung ini kemudian dilelang oleh pemiliknya. Bobot patung ini diketahui 23 kilogram. Patung ini tidak diukir menggunakan bahan yang biasa. Buchner dan rekannya menuliskan bahwa seniman yang membuat patung ini menggunakan meteorit yang sangat keras, dan mungkin telah mengetahui bahwa material ini adalah material khusus. "Jatuhnya meteorit telah ditafsirkan sebagai pesan Ilahi oleh beraneka ragam budaya sejak zaman prasejarah" tulis mereka. Menurut Buchner, patung tersebut kemungkinan diukir sekitar 1.000 tahun yang lalu oleh budaya Bon, yakni budaya pra-Buddha pada abad ke-11. Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti asal dan usia patung yang tepat. "Sementara puing-puing pertama secara resmi ditemukan pada tahun 1913 oleh seorang prospektor emas, kami percaya bahwa ini merupakan fragmen meteorit individu yang dikumpulkan berabad-abad sebelumnya," kata Buchner. Meskipun meteorit yang lainnya dikenal untuk penyembahan dan terinspirasi dari budaya kuno, patung ini cukup unik. "Ini adalah sebuah ilustrasi dari figur manusia yang dipahat pada meteorit, yang berarti kita tidak memiliki apa pun untuk membandingkan ini ketika kita kaji nilainya," kata Buchner. "Sejarah ini bisa saja dihargai senilai 20.000 dollar AS. Namun jika estimasi kami benar bahwa usianya hampir seribu tahun, maka itu bisa lebih berharga lagi," katanya. Sumber : DISCOVERY
 

Pertama, Planet dengan Empat "Matahari"

— Penemuan planet dengan satu atau dua bintang sudah biasa. Kali ini, astronom menemukan planet yang akan membuat siapa pun mengatakan "wow". Planet temuan baru tersebut disinari oleh empat bintang. Planet yang ditemukan mengorbit sepasang bintang ganda, dua bintang yang mengorbit satu sama lain. Sementara, nun jauh di orbit planet itu, ada sepasang bintang ganda lain yang juga eksis. Awalnya, tanda keberadaan planet ini disadari oleh volunteer situs web planethunters.org. Kemudian, temuan ditindaklanjuti dengan observasi oleh astronom di Keck Observatory. Publikasi penemuan telah masuk ke server Arxiv. Planet baru ini terletak pada jarak 5.000 tahun cahaya dari Bumi, dinamai PH1, sesuai program Planet Hunter. PH1 diidentifikasi sebagai jenis planet gas raksasa dengan ukuran 6 kali Bumi. Dr Chris Lintott dari University of Oxford di Inggris mengatakan, "Keempat bintang membuat lingkungan planet menjadi kompleks. Namun, planet stabil pada orbitnya. Ini membingungkan dan yang juga membuat penemuan ini menyenangkan. Pastinya, ini tak terduga." Sistem bintang ganda, yang terdiri dari bintang yang mengorbit satu sama lain, sebenarnya umum. Namun, hanya beberapa planet yang mengorbit sistem bintang ganda dengan stabil. Planet dengan empat bintang baru dilaporkan kali ini. Lintott, seperti dikutip BBC, Senin (15/10/2012), mengatakan, "Ada enam planet lain yang mengorbit stabil ke sistem bintang ganda dan mereka terletak cukup dekat dengan bintang induknya." Menurut Lintott, penemuan ini menggambarkan bahwa planet bisa terbentuk di bagian dalam piringan protoplanet. Piringan protoplanet adalah gas berdensitas tinggi yang mengelilingi bintang yang baru terbentuk. "Planet terbentuk sangat dekat dan bisa memiliki orbit yang stabil. Hal ini mungkin memengaruhi (dapat dijumpai) pada pembentukan planet di tempat lain," papar Lintott yang juga terlibat observasi. Volunteer Planet Hunter yang berperan dalam penemuan planet ini adalah Kian Jek dari San Francisco dan Robert Gagliano dari Cottonwood, Arizona. Mereka menjumpai kedipan cahaya bintang akibat adanya planet yang transit di mukanya. Planet Hunter adalah inisiasi yang dimulai sejak tahun 2010. Misi ini mengajak publik menemukan planet-planet baru. Intinya, misi mengajak publik menganalisis data menemukan planet sehingga mengatasi kelemahan dalam penggunaan sistem komputer. Planet Hunter mendukung misi Kepler yang diluncurkan tahun 2009. Dengan masuk ke situs web Planet Hunter, publik bisa mengakses data yang telah dihasilkan oleh misi Kepler. Kini, Planet Hunter telah beranggotakan 170.000 orang. Sumber : BBC
 

Planet Baru Kaya Berlian, Bisakah Dihuni?

— Astronom dari Yale University menemukan sebuah planet yang kaya akan berlian. Planet tersebut berukuran dua kali lipat Bumi, mengorbit bintang serupa dan tetangga Matahari. "Ini bukti pertama adanya planet batuan yang secara fundamental punya perbedaan komposisi kimia dengan Bumi. Permukaan planet ini lebih banyak ditutupi dengan grafit dan berlian daripada air dan granit," ungkap Nikku Madhusudhan, astronom penemunya. Planet berlian tersebut bernama 55 Cancri e, memiliki massa 8 kali Bumi sehingga disebut planet Bumi Super. Planet ini merupakan salah satu dari 5 planet yang mengorbit bintang 55 Cancri, berlokasi 40 tahun cahaya dari Bumi. Apakah planet itu bisa dihuni manusia? 55 Cancri e mengorbit dengan kecepatan tinggi. Satu tahun di planet itu sama dengan 18 jam di Bumi. Suhu planet juga sangat panas, mencapai 2.149 derajat celsius. Astronom sebelumnya menduga bahwa 55 Cancri e memiliki air super panas. Namun, observasi menunjukkan bahwa planet itu tak punya air sama sekali. Komposisi planet mayoritas hanya karbon, besi, silikon, dan silikat. Kandungan berlian mencapai 75 persen. Dengan demikian, planet baru ini tak bisa dihuni. Tinggal di planet kaya berlian ini cuma akan jadi mimpi. Penemuan ini, kata Madhusudhan, menunjukkan bahwa planet Bumi Super kaya karbon yang jauh tak bisa lagi diasumsikan punya komposisi sama dengan Bumi. Temuan ini juga membuka peluang studi lain, mengungkap pengaruh komposisi planet pada aktivitas tektonik dan vulkanik. "Bumi Super kaya berlian ini adalah salah satu penemuan yang menanti kita untuk mengeksplorasi planet yang mengorbit bintang tetangga Matahari," papar Madhusudhan seperti dikutip Physorg, Kamis (11/10/2012). Riset akan dipublikasikan di Astrophysical Journal Letters. Sumber : PHYSORG
 

Misi "Gila" Baumgartner Terjun dari Stratosfer Sukses

— Felix Baumgartner, skydiver asal Austria, berhasil melaksanakan misinya memecahkan rekor skydiving dunia. Berdasarkan laporan AP, Senin (15/10/2012) dini hari WIB, pria tersebut telah mendarat. Baumgartner terjun dengan balon udara. Penerjunannya akhirnya berhasil dilakukan setelah dua kali penundaan pada Senin (8/10/2012) dan Selasa (9/10/2012). Penundaan sebelumnya terpaksa dilakukan karena faktor angin yang akan mengganggu penerjunan. Sekitar tiga jam sebelum artikel ini diturunkan, BBC melaporkan bahwa balon udara Baumgartner mulai naik ke atmosfer meninggalkan tempat peluncuran di Roswell, New Mexico, Amerika Serikat. Balon udara akan menuju ketinggian 38,6 km dari permukaan air laut. Penerjunan Baumgartner hingga kembali mencapai permukaan Bumi ditempuh dalam waktu sekitar 10 menit. Setengah dari perjalanan itu ditempuh dengan gerak jatuh bebas berkecepatan 1.110 km/jam alias menembus kecepatan suara. Setelahnya, parasut akan dibuka. Dengan penerjunan ini, Baumgartner memecahkan tiga rekor sekaligus. Pertama adalah menjadi manusia pertama yang bergerak hingga menembus kecepatan suara tanpa bantuan alat apa pun. Otomatis, ia juga menjadi penerjun dengan kecepatan tertinggi. Rekor lain, Baumgartner juga menjadi penerjun dengan titik penerjunan tertinggi. Rekor titik terjun tertinggi dipegang oleh Joe Kittinger dari US Air Force yang terjun dari ketinggian 31,3 km dari permukaan laut. Sejumlah tantangan dihadapi Baumgartner. Ia mempertaruhkan nyawanya. Tekanan pada ketinggian penerjunan kurang dari 2 persen dari tekanan di muka air laut. Suhu juga sangat rendah. Jika pakaian khusus rusak, ia bisa terkena gejala ebullism alias darah mendidih. Belum lagi soal teknik melompat. Jika melompat dengan posisi yang salah, ia akan bergerak dengan berputar-putar. Gerak putaran dengan kecepatan tinggi berpotensi merusak sistem kardiovaskuler, otak, dan mata. Laporan terakhir AP beberapa menit yang lalu menyatakan bahwa penerjunan telah berhasil. Baumgartner berhasil mendarat di sebuah gurun di wilayah timur New Mexico setelah memulai perjalanan dari ketinggian yang sudah masuk lapisan stratosfer. AP melaporkan, sesaat setelah pendaratan, Baumgartner mengangkat lengan sebagai tanda kemenangan. Misi pemecahan rekor berhasil dilakukan dengan sempurna. Baumgartner kembali dengan selamat. Sumber : AP, BBC
 

Mars Hangat di Siang Hari

— Mars ternyata hangat di siang hari. Hasil pengukuran instrumen cuaca pada robot Curiosity, Remote Environment Monitoring System (REMS), menyatakan, suhu Mars saat siang mencapai 6 derajat celsius dan terus menanjak di atas titik beku. Temperatur hasil pengukuran REM sedikit mengejutkan. Pasalnya, kawah Gale di Mars, tempat Curisoity mendarat yang merupakan wilayah 4,5 derajat di selatan ekuator Mars, saat ini masih mengalami musim dingin. "Bahwa kita melihat temperatur yang hangat ini di siang hari mengejutkan dan sangat menarik," kata Felipe Gomez dari Centro de Astrobiologia di Madrid, seperti dikutip Space.com, Senin (1/10/2012). Salah satu tujuan misi Curiosity adalah menyelidiki apakah lingkungan Mars bisa mendukung kehidupan mikroba. Kebanyakan ilmuwan berpikir bahwa Mars terlalu dingin dan kering. Namun, ilmuwan mungkin harus berpikir ulang jika suhu Mars saat musim panas dan semi mendukung. "Jika tren suhu panas ini berlanjut hingga musim panas, kita mungkin bisa melihat suhu mencapai 20 derajat celsius. Di siang hari, kita bisa melihat temperatur cukup tinggi untuk mendukung adanya air cair, tetapi masih belum jelas apakah ini akan terjadi ataukah temperatur ini hanya sekadar blip," tutur Gomez. Sementara temperatur saat siang cukup bersahabat, tak demikian dengan temperatur malam hari. Suhu Mars saat malam bisa mencapai -70 derajat celsius. Perubahan drastis terjadi karena Mars kering dan ketebalan atmosfernya hanya 1 persen atmosfer Bumi. Selain mengukur temperatur, REMS juga mengukur tekanan rata-rata di Mars. Hasil pengukuran tekanan sesuai dengan prediksi ilmuwan. Saat musim dingin, karbon dioksida di kutub Mars membeku, membentuk es kering musiman. Karena atmosfer Mars didominasi karbon dioksida, pembentukan es kering musiman memengaruhi tekanan. Data dan model menyatakan bahwa Curiosity akan mendarat pada salah satu tekanan paling rendah di Mars. Pengukuran menunjukkan hal ini. Selama tiga minggu pertama, Curiosity mengalami tekanan 730 Pascal (Pa) dan akhir-akhir ini 750 Pa. "Data tekanan menunjukkan variasi tekanan yang sangat signifikan secara konsisten dari sol ke sol (hari Mars). Minimum adalah 685 Pa dan maksimum 780 Pa," ujar Javier Gómez-Elvira, pimpinan investigasi REMS. Tekanan di Mars belum ada apa-apanya bila dibandingkan dengan tekanan di Bumi. Tekanan di Bumi di permukaan air laut mencapai 101,325, sekitar 140 kali tekanan di Mars. Sumber : SPACE.COM
 

Komet Baru Akan Bersinar Seterang Purnama

— Astronom menemukan komet baru yang spektakuler. Komet tersebut akan menjadi kandidat komet paling terang dalam 50 tahun terakhir. Saat komet mencapai jarak terdekat pada 28 November 2013 nanti, komet akan bersinar terang di siang bolong. Diberitakan oleh Astronomy pada Selasa (25/9/2012), komet baru tersebut ditemukan oleh astronom Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Mereka menemukannya lewat observasi dengan teleskop pemantul Santel di International Scientific Optical Network (ISON) pada 24 September 2012. Komet sempat teramati sebelumnya di citra observatorium lain, tetapi belum disadari sebagai komet. Komet selanjutnya diberi nama resmi diberi nama C/2012 S1. Namun, untuk lebih memudahkan, komet diberi nama panggilan sesuai tempat observasi penemuannya sehingga kemudian disebut komet ISON. Saat penemuan, komet berjarak 1 miliar kilometer dari Bumi. Komet tampak sebagai benda langit redup dengan magnitud 18,8. Menurut astronom Ma'rufin Sudibyo, cahaya komet 83 kali lebih redup dibanding Pluto. Komet akan terus bergerak mendekati Matahari hingga mencapai titik terdekat atau perihelion. Saat mencapai perihelion pada 28 November 2013 mendatang, komet akan berada pada jarak hanya 1,2 juta kilometer dari Matahari. "Dan pada saat mencapai perihelionnya, komet ISON (C/2012 S1) diperkirakan bakal hampir menyamai terangnya bulan purnama," ungkap Ma'rufin lewat akun Facebook, Sabtu (30/9/2012) lalu. Perihelion komet akan dicapai saat siang hari di Indonesia. Namun, sebenarnya komet masih akan terlihat terang sebab diperkirakan memiliki magnitud -10. Obyek langit bisa terlihat terang di siang hari jika memiliki magnitud kurang dari -4. Sayangnya, jarak komet dan Matahari terlalu dekat sehingga cahaya Matahari akan mengganggu pengamatan. Pengamatan harus dilakukan dengan teleskop atau alat lain yang dapat memblokade terang cahaya Matahari. Space.com pada Rabu (26/9/2012) memberitakan, komet ISON sudah bisa dilihat pada bulan Oktober 2013, tampak terang di malam hari. Pada tanggal 16 Oktober 2013, komet akan berada di dekat Planet Mars dari sudut pandang manusia di Bumi. Pada beberapa hari sekitar tangal 28 November 2013, komet akan tampak di sekeliling Matahari. Hingga bulan Desember 2013, komet masih akan tampak menjelang fajar ataupun setelah senja. "Bagi Indonesia, waktu terbaik untuk menyaksikan komet ini adalah di pagi hari jelang Matahari terbit sebelum komet mencapai perihelionnya pada 28 November 2013. Tepatnya saat komet melintas di samping Planet Merkurius dan bintang Spica pada selang waktu antara 13 hingga 24 November 2013," kata Ma'rufin. Astronom telah melakukan pengamatan hingga 54 kali pada komet ini. Terungkap bahwa komet memiliki orbit hiperbola. Dengan orbit ini, komet tidak memiliki periode orbital, tak punya titik terjauh dengan Matahari (aphelion), hanya memiliki perihelion. Istimewanya, dengan orbit yang dimiliki, komet hanya akan mendekati Matahari sekali seumur hidupnya. Jadi, kesempatan melihat komet ISON tahun depan adalah satu-satunya kesempatan melihat "kehidupan" komet ini. Sumber : Astronomy, Space
 

Date A Live

Date A Live
Ratatoskr

Eureka seveN

Eureka seveN

Pages - Menu

5

~

diooda