Select Language

~ [DR]~

Inilah Eksoplanet Paling Layak Huni

SANTA CRUZ, - Hasil riset terbaru menyatakan bahwa planet Gliese 581g memang benar-benar ada dan menjadi planet ekstrasurya paling layak huni. Gliese 581g sempat diragukan keberadaannya 2 minggu setelah pengumuman penemuannya pada 29 September 2010 oleh Lick-Carnegie Exoplanet Survey. Tim HARPS dari Observatorium Jenewa tak berhasil mengkonfirmasi keberadaan Gliese 581g dengan data yang dimiliki. Kini, observasi yang dipimpin oleh Steven S. Voght dari University of California di Santa Cruz berhasil mengkonfirmasi keberadaan planet itu. Gliese 581g ialah planet yang memiliki orbit sirkuler, buka orbit elips seperti yang selama ini dipercaya. Analisis juga mengungkap bahwa Gliese 581g memiliki diameter 1,5 kali lebih besar dari Bumi. Ilmuwan mengatakan, Gliese 581g menerima cahaya kurang lebih sama dengan yang diterima Bumi. Berdasarkan indeks layak huni pada skala 0 sampai 1, Gliese 581g memiliki indeks 0,92, menjadi planet ekstrasurya yang paling layak huni. Gliese 581g adalah planet yang mengorbit bintang katai merah Gliese 581. Jarak Gliese 581g adalah sekitar 20,5 tahun cahaya dari Bumi. Survei terbaru juga menunjukkan beberapa eksoplanet layak yang dinilai layak huni lainnya, diantaranya Gliese 667Cc, Kepler-22b, HD85512 dan Gliese 581d. Dengan konfirmasi Gliese 581g, maka sistem keplanetan Gliese 581 menjadi satu-satunya yang memiliki 2 kandidat planet layak huni. Hasil riset terbaru Gliese 581g dipublikasikan di Astronomical Notes pada Jumat (20/7/2012). Sumber : Physorg
 

Keberadaan "Galaksi Hantu" Terkuak

WASHINGTON— Teleskop Hubble milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berhasil menguak keberadaan "Galaksi Hantu". Galaksi hantu adalah galaksi yang sebenarnya juga ada di sekitar Bimasakti, tetapi sulit dideteksi. Galaksi ini tampak sangat redup, miskin bintang, dan hampir tak mengalami perubahan selama 13 miliar tahun sejak sesaat setelah semesta tercipta lewat Big Bang. Galaksi hantu yang berhasil dikuak keberadaannya oleh Hubble antara lain galaksi Hercules, Leo IV, dan Ursa Major. Berdasarkan analisis para ilmuwan, galaksi-galaksi tersebut telah menjalani proses pembentukan bintang lebih dari 13 miliar tahun yang lalu. Namun, proses itu terhenti pada masa satu miliar pertama setelah Big Bang. "Semua galaksi ini purba, mereka punya umur yang sama. Jadi Anda tahu ada sesuatu seperti pemenggal kepala dan menghentikan proses pembentukan bintang pada saat yang sama," kata Tom Brown, peneliti Space Telescope Science Institute di Baltimore, seperti dikutip Wired, Rabu (11/7/2012) lalu. Menurut Brown, proses yang kemungkinan besar menghentikan pembentukan bintang di tiga galaksi itu adalah reionisasi. Dalam proses ini, radiasi dari bintang-bintang pertama di galaksi itu mengenai elektron hidrogen purba sehingga memicu ionisasi. Penelitian Brown berguna untuk menguraikan masalah missing link satellite. Astronom selama ini baru berhasil menemukan beberapa galaksi kerdil. Padahal, berdasarkan simulasi komputer, seharusnya ada ribuan galaksi di area tersebut. Menurut para astronom, mungkin ada lebih banyak galaksi kerdil, tetapi tak terdeteksi. Galaksi mungkin juga tak cuma kerdil, tetapi juga tak punya bintang. Temuan teleskop Hubble akan menjelaskan mengapa banyak galaksi tak terdeteksi. Hasil riset Brwon dipublikasikan di jurnal Astronomy Letters pada 1 Juli 2012 lalu. Sumber : Wired
 

Misteri "UFO" Laut Baltik Diduga Terkait Nazi

Bisa jadi itu temuan sejarah paling penting dalam beberapa tahun ini.
-- Sejak tahun lalu, para pemburu harta karun dan sejumlah ahli dari Swedia terpukau oleh temuan lingkaran misterius berdiameter 18,26 meter yang terbaring di dasar Laut Baltik. Bentuknya mirip dengan gambaran piring terbang UFO (unidentified flying object), meski ada juga yang menduganya gunung bawah laut, meteorit, atau kapal yang tenggelam. Baru-baru ini, tim penyelam profesional yang mengeksplorasi dasar Laut Baltik punya dugaan lain. Obyek melengkung aneh itu diduga adalah perangkat milik Nazi -- partai totaliter Jerman -- yang hilang ditelan ombak pada akhir Perang Dunia II. Pemindaian melalui sonar menunjukkan, perangkat itu bisa jadi adalah bagian dari sistem senjata anti-kapal selam. Ia dilengkapi kawat yang bisa mengacaukan radar kapal selam, agar kapal lawan celaka. Hipotesis itu didukung mantan perwira angkatan laut Swedia sekaligus ahli Perang Dunia II, Anders Autellus. Ia mengungkap, struktur dengan ukuran 60,9 x 7,6 meter itu bisa jadi bagian perangkat yang didesain untuk memblokir manuver kapal selam Inggris dan Uni Soviet di wilayah itu. Jika perkiraan itu benar, struktur baja dan beton kuat ini bisa jadi itu temuan sejarah paling penting dalam beberapa tahun ini. Autellus mengklaim, obyek tersebut dibangun dari beton ganda dan diperkuat dengan kawat untuk mengacaukan radar. Ini menjelaskan mengapa peralatan tim penyelam profesional yang berusaha mendekati obyek misterius itu, mati mendadak. Dia menjelaskan, area ini sangat vital bagi Jerman kala itu. Untuk pengiriman tank dan truk para serdadu Adolf Hitler. "Perangkat ini jauh melebihi apapun yang pernah ditemukan sebelumnya. Ini adalah penemuan senjata penting," kata dia seperti dimuat Daily Mail. Sementara, penyelam profesional, Stefan Hogeborn -- yang menjadi bagian dari tim Ocean X-- mengaku setuju. "Ini adalah kandidat jawaban terbaik untuk menjelaskan misteri ini. Obyek ini terletak tepat di bawah rute pelayaran." Ketika tim Ocean Explorer bersemangat, yakin temuan mereka akan menggemparkan dunia, sejumlah orang justru skeptis dan mempertanyakan akurasi teknologi solar, yang dijadikan dasar ekspedisi tim. Anomali Jika benar itu senjata anti-kapal selam milik Nazi yang dilengkapi pengacak radar, itu bisa menjelaskan keanehan yang sempat terjadi di tengah proses penyelidikan. Saat mencoba mendekat dalam radius 200 meter dari obyek misterius, semua peralatan yang dibawa tim penyelam mendadak mati. Stefan Hogerborn menceritakan, saat mengeksplorasi anomali bawah laut itu, kamera dan telepon satelit tak bisa digunakan, ketika kapal berada tepat di atas obyek. Peralatan itu baru bisa bekerja begitu dibawa menjauh. "Semua peralatan elektronik mati, juga telepon satelit, saat kami berada di dekat obyek," kata dia. "Saat kami menjauh, sekitar 200 meter, baru peralatan itu bisa digunakan," kata dia. Saat kembali mendekati lokasi obyek itu, peralatan kembali mati. Penyelam lain, Peter Lindberg mengaku timnya telah mengalami hal-hal di luar dugaan. "Juga skeptis terkait banyaknya teori soal benda itu," kata dia. Awalnya, dia menjelaskan, tim sudah bersiap jika benda tersebut ternyata hanya tebing atau gundukan lumpur di bawah laut. "Namun, sepertinya tak sesederhana itu. Bagi saya, ini petualangan yang harus dilalui." Laut Baltik adalah kuburan harta karun untuk para pemburu kapal karam. Diperkirakan ada sekitar 100.000 obyek di dasar laut yang dingin itu. Selain bertujuan meneliti, Ocean Explorer juga berorientasi bisnis. Perusahaan ini telah membuat kapal selam untuk para turis atau mereka yang penasaran dengan perburuan harta karun, agar bisa menjelajahi dasar laut Baltik. Sebuah penyelaman lebih lanjut untuk mengungkap obyek misterius itu akan berlangsung dalam beberapa minggu mendatang. (eh)
 

Gunung Es Diketahui Pisah dari Greenland

Gunung es yang melepaskan diri ini berukuran dua kali kota Manhattan.
- Sebuah gunung es yang berukuran dua kali kota Manhattan mulai terlepas dari Gletser Petermann di kawasan utara Greenland. Pisahnya gunung es ini terlihat dari citra yang diambil dari satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA. Mengutip laman BBC, para ilmuwan dalam beberapa tahun terakhir semakin meningkatkan perhatiannya terhadap bongkahan es di Greenland. Cuaca yang semakin hangat diduga menjadi penyebab mulai mencairnya bongkahan es tersebut. "Ini bukan sebuah kehancuran. Tapi ini jelas peristiwa yang signifikan," kata Eric Rignot dari NASA, dalam pernyataan tertulisnya. Sedangkan ilmuwan lain menanggapinya secara berlebihan. "Ini dramatis. (Perubahan) ini sangat mengganggu," kata ilmuwan dari Universitas Delaware, Andreas Muenchow. "Kami memiliki data selama 150 tahun, dan kami melihat perubahan yang belum pernah kami lihat sebelumnya," lanjut Muenchow. Lepasnya gunung es ini tidak diharapkan akan berdampak terhadap perubahan permukaan laut, terutama saat es mulai mengapung. Bongkahan es dari Gletser Petermann terkadang mencapai perairan di dekat Newfoundland, Canada. Menurut Canadian Ice Service, ini menimbulkan potensi bahaya bagi pelayaran. Menurut Muenchow, mengapungnya "lidah es" di depan gletser yang berbasis-tanah kemungkinan bisa menghadang aliran es ke lautan. Saat bongkahan kecil es perlahan lepas, maka akan berpengaruh terhadap pergerakan gletser yang berbasis tanah. Proses lepasnya gunung es ini diduga mulai terjadi sejak 2010. Saat itu, pulau es dengan ukuran sekitar 250 kilometer persegi mulai melepaskan diri dari gletser yang sama. Proses yang dikenal dengan sebutan calving itu, juga lepasnya pulau es di tahun 2010, bersifat alamiah. Meski begitu, lepasnya pulau es di tahun 2010 itu membantu terbentuknya gunung es yang berukuran dua kali lipat dari pulau yang lepas. Pergerakan yang terakselerasi dari Gletser Patermann setelah lepasnya pulai es di tahun 2010 pun dianggap Muenchow perlu diperhatikan. "Tapi tidak dramatis," ujarnya.
 

Aurora Memang Bisa Menghasilkan Suara

HELSINKI,— Suara aurora telah lama menjadi misteri. Suara bisa serupa dengan tepukan tangan, gemericik, hingga suara gaduh. Adanya suara aurora sempat dianggap tidak mungkin. Unto Laine, ilmuwan dari Aalto University di Helsinki, Finlandia, lewat studinya mengungkapkan, suara aurora memang benar adanya. "Riset kami mengungkap bahwa sumber suara yang berasosiasi dengan aurora borealis yang kita lihat disebabkan oleh partikel energetik dari Matahari yang membuar cahaya utara itu di langit," ungkap Unto Laine, peneliti dari Aalto University di Hensinki, Finlandia, seperti dikutip Space, Senin (9/7/2012). Dalam studi, Laine menentukan lokasi suara aurora dengan membandingkan suara yang ditangkap oleh 3 mikrofon yang dipasang di area dengan aktivitas aurora tinggi. Pengukuran secara simultan oleh Finnish Meteorological Institute menunjukkan pola khusus yang merujuk hubungan aurora dengan suara. Suara aurora tidak muncul setiap saat ada aurora. Suara juga relatif pelan. Untuk mendengarnya, butuh lingkungan dengan polusi suara yang rendah. Hasil riset Laine dipublikasikan di Proceeding of the 19th International Congress on Sound and Vibration, konferensi yang diadakan di Vilnius, Lithuania, 8-12 Juli 2012. Aurora sendiri adalah fenomena yang terbentuk karena partikel energetik dari Matahari bertumbukan dengan molekul di atmosfer sehingga menghasilkan cahaya. Ada dua macam aurora, aurora borealis di kutub utara Bumi dan aurora australis di kutub selatan Bumi. Sumber : SPACE.COM
 

Kawah Tumbukan Meteorit Tertua Ditemukan

KOPENHAGEN,- Studi yang dilakukan ilmuwan di wilayah Greenland berhasil menemukan kawah tumbukan meteorit tertua di dunia. Adam Garde, ilmuwan dari Geological Survey of Denmark yang melakukan penelitian mengatakan, kawah meteorit tersebut terbentuk 3 juta tahun lalu. Lebar kawah itu mulanya diperkirakan sekitar 500 km. Namun, karena telah mengalami erosi selama jutaan tahun, lebarnya kini tinggal 100 km. Berdasarkan perhitungan Garde, kawah tersebut terbentuk oleh meteorit yang berukuran lebar 19 km. Jika meteorit itu jatuh di Bumi saat ini, diperkirakan semua makhluk hidup tingkat tinggi akan musnah. Garde mengungkapkan, ada tiga tanda yang menunjukkan bahwa wilayah yang diteliti merupakan kawah tumbukan meteor. Pertama, terdapat batuan berbentuk bulat yang tersebar, tanda pernah adanya tumbukan di suatu wilayah. Kedua, terdapat deposit mineral potassium-feldspar yang meleleh, tanda adanya proses pelelehan yang dipacu oleh panas ekstrim akibat tumbukan. Tanda ketiga adalah adanya pelapukan oleh air. Penemuan kawah meteor tertua ini sebenarnya tak disengaja. Garde semula hanya melakukan penelitian geologi di Greenland. Akhirnya, ia justru menemukan fitur geologi aneh. Kini, dia yakin bahwa yang ditemukannya adalah kawah tumbukan meteorit. Diberitakan Our Amazing Planet, Jumat (29/6/2012), penemuan kawah tertua ini mengalahkan rekor sebelumnya. Kawah tumbukan meteorit tertua sebelumnya adalah kawah Vredefort di Afrika Selatan. Kawah itu berusia 2 juta tahun dan memiliki lebar sekitar 300 km. Hasil penelitian Garde dipublikasikan di jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi Juli 2012. Sumber :www.ouramazingplanet.com
 

Date A Live

Date A Live
Ratatoskr

Eureka seveN

Eureka seveN

Pages - Menu

5

~

diooda