Select Language

~ [DR]~

Main Pokemon Go? akun Mulai Dihargai Mahal Lhoh!


Pokemon Go terjadi di Indonesia membuat masyarakat 'tenggelam' dalam permainan yang terkait dengan realitas ini. Kemudahan dalam permainan, hanya dengan ponsel yang kompatibel serta koneksi internet dan GPS yang stabil, membuat peminatnya juga tinggi. Namun, ada saja orang-orang yang memanfaatkan keriuhan ini sebagai lahan uang.

Pokemon Go mewajibkan pemainnya untuk bergerak aktif, kenaikan level terjadi berkat gerakan tersebut. Misalkan, kita harus berjalan kaki sejauh dua sampai 10 kilometer untuk menetaskan telur atau menangkap Pokemon incaran. Kemudian, selaras dengan menangkap dan menetaskan Poke Monster itu, pemain juga akan mendapatkan Experience Point yang memengaruhi kenaikan level.
Nah, dengan level yang semakin tinggi dan Pokemon langka serta CP tinggi maka harga akun tidak murah lagi. Biasanya yang dijual adalah level di atas 10 sampai 20. Penjualan di luar negeri, seperti Amerika dan Australia, dilakukan melalui Facebook, PlayerUp dan Craigslist. Menurut CEO PlayerUp, Eric Schweitzer, satu dari banyak situs penyedia platform untuk jual beli akun game online, mengatakan bahwa perkembangan Pokemon Go akan serupa dengan : let's get rich  dan Clash of Clans,Point Blank, dan
World of Warcraft.


Kemudian, Eric menambahkan kalau jual-beli ini terjadi karena keinginan dari pemain yang 'malas' untuk susah-susah bermain dari nol lagi. Mereka ingin mencari akun yang sudah level tinggi, jadi mereka sudah tidak perlu kesulitan untuk mencari item-item atau Pokemon langka. Eric mengatakan adanya barang sesuai dengan keinginan dari orang-orang, maka tidak heran Pokemon Go akan segera mencapai puncaknya.

Dikutip dari situs web (https://itemku.com/games/pokemon-go?variation=4 )
Para Pokemon Trainer mulai Menjual beli akun Pokemon Go mereka
bukan akun sembarang yang dijual, tapi yang punya level tinggi. Penjualan ini juga dilakukan secara online, baik di sosial media atau forum jual beli (fjb).


 
Di Indonesia Grup Facebook ,dijadikan lokasi jual beli. Ketika menjelajah sosial media itu, akan terlihat beberapa grup yang menyediakan untuk menjual akun Pokemon Go.

 

 

 


READMORE
 

SANKSI Larangan Membawa HP ke sekolah di KUTAI KARTANEGARA


SANKSI TEGAS hp siswa kedapatan saat razia di smk farmasi di lempar guru ke sungai mahakam sebagai sanksi tegas karena membawa hp ke sekolah .TENGGARONG KALTIM
READMORE
 

Benarkah Partikel Higgs Boson Akan Sebabkan Alam Semesta Hancur?

Ketika ilmuwan dihadapkan dengan prediksi membingungkan, bahwa alam semesta tidak seharusnya bertahan selama lebih dari satu detik, terkait hasil penggabungan pengamatan luar angkasa dengan penemuan partikel Higgs boson. Alam semesta berada di lembah 'Medan Higgs', tetapi ada sebuah lembah yang berbeda jauh lebih dalam dan alam semesta mencegah masuk kedalamnya melalui semacam 'energi penghalang' yang cukup besar. Robert Hogan dari King College London (KCL) beserta rekan-rekannya mengungkap penelitian terbaru tentang alam semesta berada diantara lembah partikel 'Medan Higgs', dimana hasil penelitian ini dipublikasikan pada tanggal 24 Juni dalam pertemuan Royal Astronomical Society's National Astronomy di Portsmouth. Energi Misterius Penghalang Alam Semesta Masuki Lembah Higgs Boson Partikel Higgs Boson merupakan hipotesis partikel dasar masif yang diperkirakan sesuai Model Standar fisika partikel. Keberadaannya diyakini sebagai tanda-tanda penyelesaian atas sejumlah inkonsistensi Model Standar yang diperoleh melalui penelitian di Large Hadron Collider - CERN serta Tevatron Fermilab pada akhir 2011. Secara umum, alam semesta tercipta setelah Big Bang, ilmuwan memperkirakan fase ini telah melalui periode ekspansi singkat yang sangat cepat atau dikenal sebagai inflasi kosmik. Meskipun rincian proses inflasi kosmik belum sepenuhnya dipahami, pakar kosmolog mampu membuat prediksi tentang bagaimana fase tersebut akan mempengaruhi alam semesta saat ini dan mendatang. Pada bulan Maret tahun 2014, ilmuwan yang tergabung dalam penelitian teleskop BICEP2 di Antartika mengaku telah mendeteksi salah satu efek yang diprediksi. Jika benar, maka hasil penelitian merupakan kemajuan besar dalam memahami kosmologi dan membenarkan teori inflasi, dimana sebelumnya menjadi kontroversi dan belum sepenuhnya diterima para ahli kosmologi. Dalam penelitian terkini, ilmuwan KCL telah menyelidiki pengamatan yang dilakukan BICEP2 sanagt berarti bagi stabilitas alam semesta. Mereka menggabungkan hasil terbaru dalam fisika partikel, diantaranya deteksi Higgs boson yang diuji pada Large Hadron Collider telah diumumkan pada bulan Juli 2012, dan sejak saat itu banyak ilmuwan telah mempelajari sifat-sifatnya. Pengukuran Higgs boson memungkinkan fisikawan membuktikan bahwa alam semesta berada di lembah 'Medan Higgs' yang menggambarkan bahwa partikel lain memiliki massa. Akan tetapi, ada sebuah lembah yang berada jauh lebih dalam dan alam semesta tercegah masuk kedalamnya melalui semacam 'energi penghalang' yang cukup besar. Yang menjadi pokok masalah, bahwa hasil penelitian BICEP2 memprediksi bahwa alam semesta akan menerima 'energi besar' selama fase inflasi kosmik, sehingga bisa menyebabkan alam semesta terdorong ke lembah lain di 'Medan Higgs' dalam waktu sepersekian detik. Jika hal ini terjadi,... alam semesta akan memasuki masa krisis diambang kehancuran. Menurut Hoga, seorang mahasiswa PhD di KCL, semua ini merupakan prediksi yang tidak dapat diterima teori, jika prediksi ini benar-benar terjadi maka tak akan ada lagi alam semesta termasuk kita. Mungkin hasil penelitian BICEP2 salah analisis, jika tidak maka harus ada beberapa alasan lainnya yang belum diketahui untuk menjelaskan mengapa ada energi yang mencegah alam semesta masuk kedalam Medan Higgs. tetapi jika analisis BICEP2 terbukti benar, maka harus ada teori fisika partikel higgs boson di luar model standar. Referensi Should the Higgs boson have caused our Universe to collapse?, 24 June 2014, by Royal Astronomical Society (RAS). Star explosion, image courtesy of NASA/JPL.
READMORE
 

Terungkap, Detik-detik Terbentuknya Alam Semesta

Galaksi dan bintang-bintang diklaim sebagai hasil dari reaksi fisika. - Para astronom telah merilis temuan yang mengesankan terkait proses kelahiran alam semesta. Tim peneliti antariksa dari Harvard-Smithsonian Centre for Astrophysics di Massachusetts, AS, berhasil mendeteksi masa terawal setelah munculnya Big Bang, proses tabrakan hebat yang melahirkan alam semesta sekitar 13,8 miliar tahun silam. Melansir Daily Mail, Selasa 18 Maret 2014, peneliti berhasil mendeteksi gelombang gravitasi dari sepermiliar sepertriliun picosecond usai terjadinya Big Bang. Hampir tak terbayangkan, untuk diketahui satu picosecond sama dengan sepertriliun detik. Disebutkan gelombang gravitasi pertama itu dapat mendukung pengetahuan manusia tentang kelahiran alam semesta. Tidak mudah untuk mendapatkan gelombang gravitasi pada masa terawal usai peristiwa Big Bang. Peneliti menggunakan detektor radiasi super sensitif dan kemudian memasangkan teleskop radio BICEP2 di Kutub Selatan. Fasilitas ini sudah bekerja sejak sembilan tahun lalu. Setelah hampir satu dekade berjalan, peneliti kemudian menemukan titik terang pencarian. Mereka berhasil menemukan pola-pola berputar pada radiasi berlatar belakang kosmik yang tercipta dari gelombang gravitasi yang disebabkan awal pembentukan alam semesta. Sontak saja temuan gelombang gravitasi terawal usai Big Bang itu menggemparkan dunia fisika. "Ini sungguh luar biasa. Ini mengonfirmasi ide yang aneh. Selanjutnya, sudah lebih jelas untuk dikonfirmasi dengan teknologi lain," ujar Profesor Peter Ade, peneliti yang membantu membangun instrumen pendeteksi gelombang. Ade pun mengatakan, peneliti di balik temuan ini sangat pantas mendapatkan Nobel Fisika. "Ini yang saya sebut sebagai pemenang Nobel fisika. Yang perlu diperdebatkan hanyalah siapa yang pantas mendapatkan nobel," ujar dia. Temuan akan duji oleh peneliti dan ahli lain untuk memantapkan temuan. Sejauh ini, teori mencatat usai Big Bang, alam semesta merupakan partikel seperti sup panas. Butuh waktu sekitar 380 ribu tahun untuk mendinginkan partikel yang kemudian membentuk atom. Setelah atom terbentuk kemudian muncul galaksi dan bintang-bintang. Berjalan miliaran tahun, barulah muncul planet-planet yang terbentuk dari gas dan debu. Seiring terbentuknya planet maka bagian kecil alam semesta mulai terbentuk dan kian menyebar. Gambaran teori Big Bang. (ESA) Dengan demikian, temuan astronom itu sangat istimewa dalam upaya menguak proses terbentuknya alam semesta. Menariknya lagi, dalam menemukan gelombang gravitasi itu, peneliti Harvard - Smithsonian Center, hanya memindai dua persen dari seluruh hamparan alam semesta dalam waktu tiga tahun belakangan ini. Ahli fisika dari Arizona State University, Lawrence Krauss menuturkan, kemungkinan pola gelombang cahaya yang menguak gelombang gravitasi itu bisa saja bukan tanda reaksi usai Big Bang. Namun, ia tidak memungkiri bahwa temuan gelombang gravitasi itu susah terbantahkan. "Ini menjadi harapan terbaik kami untuk menguji langsung apakah terjadi lonjakan pertumbuhan yang sangat cepat," jelas Krauss. Temuan baru itu diumumkan oleh sebuah kolaborasi peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, University of Minnesota, Stanford University, California Institute of Technology dan Jet Propulsion Laboratory NASA. Pemimpin studi, John Kovac dari unsur Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics menjelaskan, temuan ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah pekan ini. (umi)
READMORE
 

Perut Bumi Punya Cadangan Air Seluas Laut Bumi

Ditandai dengan ditemukannya batu berlian ringwoodlite. - Peneliti Kanada memperkirakan perut Bumi memiliki cadangan air yang lebih besar dari seluruh lautan yang ada di permukaan Bumi. Melansir The Age, Jumat 14 Maret 2014, keyakinan peneliti itu berdasarkan temuan batu berlian coklat yang memiliki mineral air tinggi atau sering disebut ringwooodite. Batu mineral jenis ini tergolong sangat langka. Temuan batu mineral itu juga membuka perdebatan lama seputar teori batu langka tersebut. Untuk diketahui, nama ringwooodite muncul setelah geolog Australia, Ted Ringwood melontarkan teori mineral yang terjepit pada zona transisi akibat tekanan dan suhu yang sangat tinggi. Sepotong mineral itu banyak dicari sampai hari ini untuk menjawab perdebatan panjang apakah zona transisi memang kaya air atau hanya bagian keras saja. Batu berlian temuan peneliti itu memang hanya memiliki 1,5 persen air, jadi tidak cair ataupun padat. Peneliti menyebutkan, batu itu berasal dari perut Bumi, lebih tepatnya zona transisi antara lapisan atas dan bawah Bumi. Kedalaman zona adalah 400-600 kilometer di bawah permukaan Bumi. "Sampel ini benar-benar mengonfirmasi pada zona ini ada titik lokal basah," jelas Graham Pearson, pemimpin penelitian dari Universitas Alberta, Kanada. "Pada zona tertentu di Bumi, yaitu zona transisi, kemungkinan memiliki air sebanyak semua lautan yang ada di Bumi," tambahnya. Soal kisah temuan mineral langka itu sebenarnya terjadi tak disengaja. Disebutkan pada 2008 silam, pemburu permata amatir menggali kerikil di sungai dangkal Juina of Mato Grasso, Brasil. Pemburu itu menemukan sebuah batu kotor kecil ukuran tiga milimeter yang disebut berlian coklat. Menyadari temuannya itu berharga, sang pemburu kemudian menjualnya ke ilmuwan yang saat itu berada pada pencarian mineral yang lain. Kemudian peneliti menganalisis dengan menggunakan spektroskop dan membelokkan sinar X, untuk memastikan bahwa temuan itu termasuk ringwoodite. Soal munculnya batu berlian langka itu dari perut terdalam Bumi, tim peneliti berteori letusan gunung berapi telah mengeluarkan batu berlian itu. Batu berlian itu menumpang aliran kimberlite—aliran terdalam semua batuan vulkanik dan memuntahkannya ke dalam sungai dangkal. Temuan ini telah dipublikasikan di Jurnal Nature.
READMORE
 

Date A Live

Date A Live
Ratatoskr

Eureka seveN

Eureka seveN

Pages - Menu

5

~

diooda